Puasa merupakan satu ibadah yang memiliki sejuta faedah. Dalam konsep ruhaniyah, puasa diyakini mampu mempersempit jalannya setan. Sebab, setan masuk ke dalam tubuh manusia melalui jalan aliran darah. Dengan berpuasa, niscaya kita akan terbebas dari gangguan setan yang berupa nafsu syahwat dan amarah.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya setan itu menyusup dalam aliran darah anak Adam, maka persempitlah jalan masuknya dengan puasa.” (HR.Bukhari dan Muslim). Dengan berpuasa, jalan setan itu menjadi sempit, sehingga syahwatnya bisa teratasi.
Dalam hadis lain Rasulullah mengingatkan kepada kita kaum muda. “Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki kemampuan menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa itu bagai obat pengekang baginya (HR.Bukhari dan Muslim). Disini yang dimaksud puasa sebagai pengekang yaitu puasa itu menekan syahwat dan menghalangi nafsu jelek yang menyebabkan tumpahnya mani. Sebagaimana wijaa’ itu bekerja sebagai penghancur. Demikianlah yang dikatakan Imam Nawawi dalam Syarh Muslim 9:155.
Dari penjelasan di atas, menunjukkan besarnya manfaat puasa. Bahwa puasa bisa mempersempit jalannya setan, karena jika setan mudah mengalir, maka mudah pula bangkit syahwat jeleknya. Artinya, jika bisa menekan syahwat berarti puasa bisa mempersempit jalannya setan.
Imam Al-Ghazali mengatakan, manusia tidak dapat melindungi benteng jiwanya dari serangan musuh kecuali dengan mengetahui serta menutup setiap celah dan pintu-pintu benteng itu. Orang yang tidak mengetahui keadaan benteng jiwanya, tak akan mungkin dapat menjaganya.
Melindungi hati dari bisikan setan adalah wajib. Pintu-pintu masuk setan tak lain adalah sifat-sifat manusia sendiri yang berjumlah banyak. Disnilah puasa berperan, sebab pintu-pintu masuk setan dalam diri dapat dicegah dengan puasa.
Puasa akan menyempitkan jalan setan tersebut, sehingga setan pun terhalang untuk menggoda. Hal ini diperoleh bagi yang menjalani puasa dengan benar dan ikhlas. Oleh karena itu, puasa Ramadhan adalah moment yang baik bagi kaum Muslim untuk bersemangat dalam beribadah kepada Allah SWT.
Setan senantiasa menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan dosa dan kemaksiatan. Sekecil apapun kesempatannya, akan selalu dipergunakan oleh setan untuk menjerumuskan manusia. Ada dua poin yang menjadi pintu masuknya setan. Pertama, kemarahan. Ketidakmampuan mengendalikan amarah adalah tanda kelemahan akal dan kegagalan mengendalikan diri. Hal ini merupakan bencana bagi jiwa. Apabila manusia telah dikuasai oleh amarah, maka setan akan memainkan, selayaknya anak kecil mempermainkan bola.
Yang kedua, syahwat. Seperti halnya amarah, jika gagal dikendalikan oleh akal sehat, akan menuai bencana pula. Baik syahwat bathin maupun syahwat materi, hanya akan membuat manusia gelap mata dan tak lagi mau mendengarkan kebaikan-kebaikan dalam dirinya. Nabis SAW bersabda, “Cinta kepada sesuatu membuatmu buta dan tuli” (HR.Tirmidzi). Dua hal itulah yang menjadi pintu masuk setan yang besar.
Dengan berpuasa, pintu-pintu setan bisa kita minimalisir. Menahan diri dari tidak makan dan minum, secara lahiriyah akan membawa manusia bisa menahan amarah dan syahwatnya.
Namun, bagaimana puasa yang bisa mempersempit jalannya setan itu? Pertama, jangan berlebihan dalam makan dan minum di malam hari di bulan Ramadhan. Hal itu membuat tidak tercapai inti dari puasa, yaitu berlapar-lapar di siang hari. Jangan balas dendam dalam berbuka, sehingga berkenyang-kenyang di malam hari. Ini akan membuat kembalinya kekuatan setan menggoda manusia. Pada akhirnya kita akan malas-malasan untuk beribadah seperti sholat tarowih dan membaca al-Quran. Imam Syafi’i menjelaskan, “Karena kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur, dan lemah untuk beribadah.
Kedua, mengurangi tidur di bulan Ramadhan, baik itu siang ataupun malam harinya. Mengapa? Banyak tidur di bulan Ramadhan membuat rasa lapar jadi hilang, karena bangun tidur sudah waktunya berbuka puasa. Ini yang sering keliru, mentang-mentang puasa, sedikit-sedikit tidur. Padahal, jam tidur berlebihan di bulan Ramadhan, disamping secara kesehatan tidak baik, hal itu akan membuat jalannya setan semakin lebar untuk menggoda kita. Memang, ada satu hadis yang mengatakan, “Tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amalanya dilipat gandakan, doa nya dikabulkan, dan dosanya diampuni”. Namun bukan berati kita menghabiskan waktu berpuasa kita dengan tidur sepanjang hari.
Mari kita jadikan puasa Ramadhan sebagai perjuangan untuk mempersempit jalan setan menggoda kita. Dengan memperbanyak dan meningkatkan ibadah kita.