Kolom

Belajar Islam dari Kang Jalal

2 Mins read

KH. Dr. Jalaluddin Rakhmat atau yang biasa kita panggil dengan Kang Jalal, telah berpulang ke haribaan Allah SWT. Negeri ini sangat berduka sekali, karena satu per satu tokoh Muslim kebanggaan kita telah pergi. Kang Jalal sangat banyak sekali meninggalkan warisan karya-karyanya. Mulai dari ilmu, pemikiran, hingga buku, utamanya buku-buku bertemakan keislaman. Cendekiawan yang satu ini adalah salah satu pemikir Muslim moderat yang ada di negara ini. Maka dari itu, kita patut memberinya gelar pahlawan Islam. Kemudian, kita juga harus belajar agama Islam dari Kang Jalal.

Kepergian Kang Jalal menjadi duka mendalam bagi kita semua. Semasa hidupnya, Kang Jalal merupakan pribadi yang pintar, tetapi rendah hati. Dia juga seseorang yang memiliki kesopanan dan selalu ramah dengan orang lain. Kang Jalal juga termasuk intelektual yang membumi. Dia sangat rajin sekali menuliskan pemikirannya melalui puluhan buku, terutama seputar keislaman. Lebih dari itu, dia pula bergerak untuk menerapkan gagasannya di dunia nyata. Dia juga banyak berinteraksi dengan umat agama lain.

Selain itu, dia merupakan seorang yang multi-pakar. Antara lain, pakar komunikasi, psikologi, filsafat, otak (neurologi), sufistik, dan sejarawan Islam. Melalui keahliannya tersebut, dia menulis banyak buku, yakni Psikologi Komunikasi (1985), Islam Alternatif (1986), Islam Aktual (1991), Retorika Moderen (1992), Reformasi Sufistik (1998), Tafsir Sufi Al-Fatihah (1999), Rekayasa Sosial: Reformasi Atau Revolusi? (1999), Rindu Rasul (2001), Dahulukan Akhlak Di Atas Fikih (2002), Psikologi Agama (2003), Meraih Kebahagiaan (2004), Belajar Cerdas Berbasiskan Otak (2005), Memaknai Kematian (2006), dan masih banyak lagi.

Dilansir dari Kompas.com (16/02/21), setelah lama menjadi dosen, Kang Jalal kemudian mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019, melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dia bergabung ke Komisi VIII DPR. Bergabungnya dia di Komisi VII DPR, ternyata sudah menjadi keinginan Kang Jalal sejak lama. Sebab, dia mempunyai keinginan untuk dapat memperjuangkan terbentuknya undang-undang pelindungan agama.

Dalam berdakwah, pada 3 Oktober 1988 bersama-sama Haidar Bagir, Agus Effendy, Ahmad Tafsir, dan Ahmad Muhajir, Kang Jalal mendirikan Yayasan Muthahhari. Salah satu tujuan dari didirikannya yayasan tersebut adalah untuk menumbuhkan kesadaran Islami melalui gerakan dakwah yang direncanakan secara profesional, berbekal ilmu pengetahuan modern, dan khazanah keilmuan Islam tradisional.

Kang Jalal juga sempat membidani dan menjadi Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) sejak awal lahirnya tanggal 1 Juli 2000, yang kini sudah mempunyai hampir 100 Pengurus Daerah (tingkat kota) di seluruh Indonesia, dengan jumlah anggota sekitar 2,5 juta orang. Ia juga menjadi pendiri Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta bersama Dr. Haidar Bagir dan Umar Shahab, MA.

Dia bisa kita sebut sebagai sang penjelajah ilmu, karena semasa muda, hingga hari tua, rasa penasaran Kang Jalal sangat tinggi terhadap ilmu-ilmu. Banyak sekali kisah Kang Jalal untuk memperjuangkan agama Islam, sehingga tidak bisa disebutkan semuanya. Melalui beberapa karya, jasanya dan kisahnya tersebut, kita harus mencontoh dan meneladani kerja keras Kang Jalal. Perjalanan hidup dan kisah Kang Jalal sangat menginspirasi kita semua.

Sementara itu, melalui website IJABI, Kang Jalal pernah berpesan untuk kita semua, pesannya yakni, “Banyak berinteraksi dengan umat agama lain justru membuat keimanan saya menjadi lebih kuat”. “Tuhan menciptakan berbagai agama itu dimaksudkan untuk menguji kita semua, seberapa banyak kita memberikan kontribusi kebaikan kepada umat manusia. Kepada Tuhanlah semua agama itu akan kembali, maka kita tidak boleh mengambil alih kewenangan Tuhan untuk menyelesaikan perbedaan agama dengan cara apapun, termasuk dengan fatwa”.

Dengan demikian, yang menjadi dasar kita untuk mengulik dan belajar Islam dari Kang Jalal, yaitu melalui kisah-kisahnya yang menginspiratif kita semua. Oleh karena itu, kita semua harus belajar Islam dari Kang Jalal, karena semasa hidupnya, dia menyebarkan agama Islam dengan ciri khasnya yang adem dan santai serta sangat menginspirasi Muslim Indonesia. Kepergian Kang Jalal adalah duka kita semua. Semoga amal dan ibadah Kang Jalal diterima di sisi Allah SWT. Aamiin.

Related posts
Kolom

Pentingnya Memelihara Peninggalan Bersejarah Untuk Peradaban Dunia

Semua peninggalan sejarah dunia harus dijaga, utamanya yang ada di Indonesia. Karena peninggalan sejarah adalah sebuah warisan pendahulu kita, yang akan menjadi sarana pendidikan dan ilmu pengetahuan baru untuk memperluas wawasan. Banyak sekali manfaat peninggalan bersejarah, yang fungsinya melimpah untuk kemajuan manusia. Maka itu, kita harus terus menjaga dan memelihara peninggalan bersejarah untuk peradaban dunia demi kemaslahatan umat manusia.
Kolom

Myanmar dan Krisis Kemanusiaan

Keadaan genting di Myanmar masih berlanjut, pasca kudeta yang dilakukan Junta Militer 1 Februari yang lalu. Unjuk rasa menuntut dibebaskannya pemimpin de…
KolomNasihat

Paradoks Kaum Khilafah

Pada Tahun 2017, pemerintah mengesahkan Peraturan Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2017. Dikeluarkannya Perppu tentang Organisasi Masyarakat (Ormas) No. 2/2017 tersebut…