Membangun Nilai-nilai Kepahlawanan Pada Milenial

0
0
WhatsApp
Twitter

Bung Karno dalam pidatonya pernah berkata, bahwa “Bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya”. Tepat tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. Peringatan tersebut dijadikan sebagai refleksi bagi bangsa Indonesia, untuk terus menghargai jasa para pahlawan. Sebagai refleksi, milenial harus membangun kembali nilai-nilai kepahlawanan agar semangat para pejuang dan pendiri bangsa tetap berkobar.

Sejarah mencatat, kemerdekaan Indonesia dirintis, diperjuangkan, dan didirikan oleh para pendahulu atas dasar tekad dan semangat untuk bersatu. Dalam perjalanannya, selalu diliputi nilai-nilai perjuangan dan kepahlawanan. Perjuangan untuk mendapatkan kebebasan dari segala bentuk belenggu penjajahan. Perjuangan untuk menegakkan keadilan, dan perjuangan untuk meraih kemakmuran bangsa.

Schwartz (1994) mendefinisikan, nilai ialah suatu tujuan akhir yang diinginkan, mempengaruhi tingkah laku yang digunakan sebagai prinsip atau panduan dalam hidup seseorang atau masyarakat. Dengan begitu, dapat dikatakan, bahwa nilai-nilai pada hakikatnya merupakan sejumlah prinsip yang dianggap berharga dan bernilai sehingga layak diperjuangkan dengan penuh pengorbanan.

Nilai kepahlawanan, tentunya tidak terlepas dari pahlawan itu sendiri. Pahlawan ialah orang yang meninggalkan ego pribadinya untuk mengabdi, berkontribusi, serta memberi manfaat untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Pahlawan senantiasa rela berjuang dan berkorban jiwa, raga, nyawa, dan harta, dengan penuh ketulusan demi Tuhan, kemanusiaan, dan kebangsaan.

Oleh karena itu, nilai-nilai kepahlawanan harus selalu menjiwai setiap perjuangan anak bangsa. Nilai kepahlawanan perlu terus menerus ditanamkan dalam dada setiap para penerus bangsa. Jika perjuangan tanpa roh kepahlawanan, maka hanya melahirkan para pecundang, bukan pejuang. Nilai-nilai tersebut meliputi nilai-nilai rela berkorban, ikhlas, percaya pada kemampuan sendiri, pantang mundur dan berputus asa. Yang mana, nilai-nilainya harus dijadikan sebagai nilai-nilai spirit dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, juga diimplementasikan dalam karakter bangsa Indonesia saat ini.

Selain tempaan arus globalisasi yang begitu besar, juga krisis moral yang sedang terjadi di negari ini, baik itu dalam media masa maupun dalam kehidupan nyata. Hal ini sering kita lihat dari sikap kelompok masyarakat, bahkan oknum pejabat yang tidak mencerminkan karakter bangsa ini. Misalnya, tawuran antarwarga, sebaran ujaran kebencian dan informasi bohong yang kerap kali mewarnai sosial media, dan kasus korupsi yang dilakukan oleh para oknum wakil rakyat.

Dengan membangun nilai-nilai kepahlawanan tersebut, dapat menumbuhkan jiwa kepahlawanan di dalam diri milenial. Jika pahlawan itu adalah seseorang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, maka sebagai milenial yang dihadapkan pada kemajuan zaman, harus berani menunjukkan kebenaran dan tidak mudah dibohongi oleh informasi bohong.

Sekolah menjadi tempat yang penting dalam membangun nilai-nilai kepahlawanan melalui pendidikan sejarah yang dikemas dengan menarik dan tidak membosankan, namun juga tidak menghilangkan esensi dari isi materi tersebut. Mengapa demikian? Dalam pembelajaran sejarah, diharuskan menelaah berbagai peristiwa, yang kemudian dipahami dan diinternalisasikan kepada dirinya sehingga melahirkan contoh dalam bersikap dan bertindak. Selain itu, dari peristiwa tersebut terdapat pesan-pesan yang terkait dengan nilai-nilai kepahlawanan, seperti cinta Tanah Air, keteladanan, rela berkorban, kebersamaan, kemerdekaan, kesetaraan, nasionalisme dan patriotisme. Dikemas menarik seperti melalui video pendek, yang mana para peserta didik diberikan tugas dalam membuat video yang menceritakan salah satu peristiwa sejarah yang disebarkan di sosial media, dengan tujuan juga untuk membangun nilai-nilai kepahlawanan terhadap milenial lain yang melihat.

Selain itu, sosok para pemimpin juga harus menjadi role model yang dapat ditiru dan dicontoh oleh rakyatnya. Pemimpin yang adil dan layak diteladani integritas moralnya, serta penegak hukum yang jujur dan membela yang benar merupakan contoh yang tepat dalam membangun nilai-nilai kepahlawanan pada generasi penerusnya.

Dengan demikian, sudah semestinya semua komponen ikut berjuang dalam menumbuhkan nilai-nilai kepahlawanan pada milenial sehingga dapat menjiwai nilai-nilai tersebut. Jika milenial terdahulu berjuang dengan ikut berperang dalam melawan penjajah, maka saat ini milenial dengan jiwa kepahlawanannya berjuang dengan cara menjaga negara Indonesia agar tetap menjadi negara yang harmonis, tetap bersatu, saling menghargai, dan bertoleransi.

Maka dari itu, milenial sebagai garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa, harus terus diberikan asupan nutrisi yang bergizi yakni dibangunkan nilai-nilai kepahlawanannya yang dikemas dengan gaya milenial agar semangat cinta Tanah Air tetap berkobar di setiap lapisan Nusantara.