Pesan Bung Karno kepada Pemuda

0
36
WhatsApp
Twitter

“Tidaklah benar, bahwa aku pun berulang-ulang telah berkata, bahwa di dalam tanganya pemuda, terletaklah hari kemudian Bangsa”, Bung Karno.

Hari ini, 28 Oktober, seperti tahun-tahun biasanya, kita selalu dengan suka ria menyambut dan merayakan hari paling bersejarah kebangsaan. 92 tahun yang lalu, tepat di tanggal yang sama hulu kebangsaan kita lahir, membangun kesadaran kolektifitas, dan menyadarkan urgensi kemerdekaan dari kolonilisme-imperialisme oleh kaum pemuda.

Dengan sumpah yang tidak kalah agung daripada sumpah Gajah Mada yang masyhur, para pemuda dengan tekad dan semangatnya yang menggelora telah membawa harapan menuju bangsa yang baru. Bermodalkan ikrar bertanah Air, berbangsa, dan berbahasa yang satu, para pemuda dulu telah mewariskan kepada kita, harta yang tak terhingga harganya, bangsa yang satu dan disatukan oleh semangat persatuan.

Dalam perjalanannya, peran pemuda memilki khazanah panjang dalam sejarah kebangsaan kita. Pemuda selalu mempunyai tempat istimewa di setiap era kebangsaan kita, dari mulai masa kolonial, orde lama, orde baru, dan reformasi. Pun era globalisasi dewasa ini, semangat pemuda tidak boleh luntur. Perjuangan itu mesti dan terus lestari, karena sebagaimana pesan Bung Karno, bahwa di tangan pemuda terletak hari kemudian bangsa.

Bung Karno, sebagai presiden pertama dan pendiri bangsa yang ikut serta dalam merasakan penderitaan sebagai pemuda bangsa di bawah tirani kolonial, paham betul kebesaran peran pemuda dalam masa depan bangsa. Ia menaruh perhatian dan harapan besar kepada pemuda penerus bangsa. Hal ini ia gelorakan dalam salah satu pidatonya pada tahun 1940-an di hadapan ribuan pemuda di Sukabumi, “beri aku sepuluh pemuda, maka akan ku gemparkan dunia.”

Bukan tanpa sebab, pemuda adalah generasi yang memiliki daya juang tinggi dalam memotori perubahan. Pola pikir kritis dan daya analisis yang tinggi terhadap perosalan bangsa adalah alasan, kenapa semangat pemuda mesti selalu ada dan menggelora dalam melakukan percepatan perbaikan Tanah Air menuju ke arah yang lebih baik. Namun, yang menjadi persoalan, di saat bangsa kita mendapatkan bonus demografi dengan melimpahmya generasi muda, dengan bersamaan semangat kepemudaan terasa menyusut.

Pemuda dewasa ini, cenderung individualis, enggan berdiskusi tentang persoalan-persoalan bangsa, dan memilih asik dengan fasilitas globalisasi. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama, menyadarkan kembali urgensi semangat kepemudaan dalam merajut masa depan dan cita-cita agung bangsa. Merefleksikan kembali wasiat Bung Karno, yang telah jauh-jauh hari telah berpesan, pemuda menggengam peranan yang penting di hari kemudian, pemuda yang memegang peranan penting dalam pergerakan dan kemajuan setiap bangsa.

Dalam pandangan Bung karno, pemuda dalam kodratnya memang sebagai agen perubahan dan kontrol. Karena itu, menurut ia para pemuda harus mampu memberikan kontribusi positif dan sumbangsih bagi bangsanya. Bagi Bung Karno, mutlak pemuda harus mampu mendarma baktikan ilmu dan pengetahuannya kepada Tanah Air. Pemuda harus dapat menghiasi dan mempercantik Ibu Pertiwi yang terkasih. Ini selaras dengan pesannya dalam buku Bung Karno Putera Fajar (Solichin Salam), engkau bisa memberi bunga apa? Bunga Melati, Mawar, Melur, Kamboja, atau Kenanga? Maka berilah semua itu. Namun, marilah kita semua menyumbang bunga kepada sesungguhnya Ibu Pertiwi aga Ibu Pertiwi menjadi ibu yang secantik-cantinya.

Bung Karno, mendorong setiap generasi muda dapat melebihi perjuangan pendahulunya. Pemuda mesti dapat tambil lebih giat. Tidak hanya nyaman sebagai generasi bodong, tetapi harus menjadi generasi yang brilian, reformis, dan visioner. Era globalisasi adalah waktu yang tepat bagi kita, generasi muda dalam ajang pembuktian, jika kaum muda dapat menjawab tantangan zaman dan menegaskan kepada para pendiri bangsa, bahwa semangat kita masih dan akan terus berkobar.

Kita Goncangkan seisi semesta untuk disampaikan pada Bung Karno, jika pesan-pesannya tak lapuk digerus zaman. Pemuda masih dan akan terus menggelora dengan semangatnya untuk bangsa dan Tanah Air terinta.